Friday, July 23, 2010
Pendidikan Anak Indonesia
Baru aja saya melihat tayangan televisi mengumbar kepedihan anak Indonesia yang tidak punya kesempatan buat mengenyam pendidikan. Tayangan tersebut di buat supaya menggerakkan hati penonton yang memang peduli terhadap mereka supaya mereka kebagian jatah dapat sekolah, setidaknya pendidikan dasar dulu lah.. Ngga lama, saya ngobrol sama staf saya di kantor, dia bertemu ABG yang baru saja putus sekolah, lebih tepatnya di keluarkan dari sekolah karena tidak mampu membayar iuran bulanan sebesar 50 ribu. Ironis. Dan saya ingat, hari ini adalah Hari Anak Nasional..
Ngobras alias ngobrol agak serius soal pendidikan di Indonesia, saya berpikir, apa iya pedihnya pendidikan di negara kita terjadi karena krisis? Krisis ekonomi? Keterbatasan fasilitas pendidikan, kualitas pengajar, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia? Kayaknya bakal serius banget kalo dipikirin yang seharusnya menjadi concern Pemerintah. Lha gimana mau beres ya, setiap gonta-ganti Pemerintahan alias Menteri, ya kurikulum pendidikan di Indonesia ikutan berubah. Standar pendidikan makin ngga jelas setiap masa orientasi pergantian pemerintahan.
Percuma aja, kalau memang banyak media dan lembaga swadaya susah-susah minta dukungan bahkan bantuan moril sampai materi supaya pendidikan di Indonesia bisa setidaknya maju, sebelum berkembang. Program komersil mengenai "majukan pendidikan Indonesia, peduli anak putus sekolah" hanya basa-basi. Intinya, yang penting mendukung pendidikan lewat promo. itu saja, ngga lebih. Ngga ada aksi bantuan yang transparan dan realisasinya. Ironis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment