Saturday, July 24, 2010

Pembalut Hidup Pakai Sayap


"Keliatan. Ngga keliatan!" gitu kata si Julie Estelle di salah satu iklan pembalut.

Cuma dengan materi setipis itu, bisa meng-cover begitu banyak "masalah" pada wanita. Wanita udah dibikin enak dan ngga perlu repot soal yang namanya menghadapi sebuah "masalah" yang datang setiap bulan.

"Beib, gue udah mentok sementok-mentoknya nih..."
"Na bagus dong." jawab saya enteng.
"Kok bagus?" tanya sahabat wanita saya heran.
"Ya berarti lo sudah mendapatkan proporsi tubuh yang ideal menjadi wanita montok."
"Tolol! men-tok. bukan mon-tok."
teriaknya kesal disamping kuping saya sambil ngeloyor pergi. Ngambek ceritanya.

Dalam upaya pengejaran dan sedikit rayuan gombal, saya mendapatkan cerita detil dari sahabat wanita saya yang sudah saya gauli selama kurang lebih 8 tahun bersahabat. (Mohon membaca Gauli dalam perspektif yang positif, maksudnya bergaul. bukan, bukan bergumul.,-red)

Teman wanita saya merasa bosan dengan kerjaanya sekarang. dia butuh tantangan, butuh suasana kerja baru. butuh sesuatu yang lebih untuk mem-brainwash otaknya dengan hal yang lebih penting dari kerjaannya sekarang.

"Maksud gue, bukan ngga penting. Ya printilan basa-basi dan santai-santai ngga jelas gini lho yang bikin gue menganggap hal ini jadi ngga penting." akunya. At least dia jujur. setelah 5 tahun bekerja, dia ngga mau lagi ada angka 6 dalam CV barunya nanti di 2010 ini, bekerja di tempat yang sama, yang dia rintis dari nol.

"Bukannya lo udah enak? Lo ngga bersyukur ih.. amit deh." komentar saya enteng.
"Gue bersyukur, selalu bersyukur. Tapi, seenggaknya ya mbok ya e-mail gue ke yang diatas di bales kek, pertanyaan atas kapan gue bisa kerja ditempat lain, kapan kejawabnya?" jawabnya dengan tatapan kosong.
"Gila... lo udah berani banget langsung e-mail direktur kantor. Lo emang wanita super beb, hebat. Bu Hebring Bunda Dorce kalah." canda saya.
"Punya temen kayak lo bikin gue makan ati. Tolol ngga abis-abis. Itu cuma perumpamaan aja dodol!"

5 tahun menurutnya sudah cukup. Cukup bagi dia untuk pergi dan meninggalkan pekerjaannya itu. Dia mengawali dengan hanya menjadi asisten, dan sekarang bisa menjadi seorang pimpinan. Pimpinan yang kerjaannya ngga hanya ngurusin hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya sehari-hari, tapi juga harus ngurus hal-hal diluar kemampuannya itu. Mulai dari basa-basi dengan klien, sampai cuma diminta pendapat soal warna cat tembok bos finance yang punya ruangan baru. Saya kagum padanya. Dia punya talenta besar.

Tahun pertama, kedua, ketiga, cobaannya cukup besar untuk dia bisa menjadi posisi seorang pimpinan. Tahun demi tahun itu, dia pikir hanyalah pengembangan kepribadian dan pengalaman sebanyak-banyaknya yang bisa dia kumpulkan. She made it. Tapi, dia mulai terlena pada saat menikmati semua hasil kerja kerasnya, sehingga perlahan tapi pasti, dia mulai kehilangan semua dinamika, etos kerja, serta nilai-nilai dasar yang telah menghantarkan mereka kepada level kesuksesan yang sekarang.
Yaahh, bisa dibilang dia udah berada di zona nyaman sekarang. Kurang apa sih? Kerja nine to five, punya anak buah 2 orang, sekertaris berbagi sama bos divisi lain. Jatah uang makan lebih besar dari karyawan biasa, udah menjalin hubungan baik sama big boss, banyak deh privilege yang dia miliki. ehhh, .. Sekarang malah pengen cabut dari kerjaannya sekarang. Manusia emang yaa, ngga pernah mau puas sama satu hal.

"Bukan!! Bukan masalah ngga puas. Gue ngerasa akhir-akhir ini kerjaan gue stagnan. Flat. Otak gue makin hari ngga terasah. Gue males menghadapi basa-basi kantor dan politik bahkan pembentukan kerajaan-kerajaan di kantor ini. Udah cukup sama kotoran kayak gini." dia pun menjawab dengan menggebu-gebu.

Wah, dia serius, bener-bener serius.

"Hadoohh, lagipula, kapan siihh si Ali bakal resign? Kan abis itu baru bisa gue ikutan dan makin terbuka pintu kemungkinan gue akan segera meninggalkan kantor ini.." keluhnya.
"Hah? Kenapa nyambung-nyambungnya ke si Ali sih? Emang dia mau resign juga? Apa hubungannya kalo Ali resign lo ikutan resign?" tanya saya bingung.

Ternyata dulu, 2 tahun lalu, sahabat saya ini pernah di ramal oleh temannya. Si peramal itu bilang, kalau sahabat saya akan resign, setelah si Ali resign. KArena cenderung dia merasa stuck dengan profesinya sekarang, sahabat saya itu, bekerja alakadarnya saja. Wise man said, "..seseorang bisa dikatakan ada dalam zona nyaman ketika orang yang bersangkutan telah berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik – ia berhenti mengembangkan kapasitasnya dan cenderung untuk menghindari tantangan dan tanggung jawab yang lebih besar.."
Pret!

"Aneh lo! Kalo emang belom waktunya ya mau gimana lagi. Cuma kalo lo emang mau terima resiko, kapan aja lo mau resign, Tuhan juga bakal ngijinin." jawab saya.
"ihh,, lo dukung gue kek. Malah nasehatin ngga penting deh! Bikin emosi jiwa aja.. " jawabnya kesel.

Ihh, ini emosinya sama aja kalo dia lagi dateng bulan. Sakit di fisik, ngga berhenti buat dia untuk dibagi sama sahabatnya, dengan curhatan emosi. "Masalah" yang dihadapi sahabat saya udah kadung berat banget bagi dia. Pembalut yang dia pake sekarang udah penuh banget. Tinggal gimana caranya dia ngebersihin dan cari yang cocok sama dia, yang ngga bikin sensitif kulit dan hati setelah sekian lama dipakai.

Emang udah saatnya dia cari pembalut baru, yang kesannya ngga cuma tipis, tapi bersayap juga. Supaya dia bisa mengepakkan sayapnya, dan bisa menampung banyak pengaaman dan serunya masalah baru.
Abis itu, paling dia nyampah lagi soal pembalut barunya itu. lagi dan lagi.. ke saya, siapa lagi?

Color Pallette by Names


Pengelompokkan nama sebuah warna yang menarik. shoot!

Friday, July 23, 2010

Pendidikan Anak Indonesia


Baru aja saya melihat tayangan televisi mengumbar kepedihan anak Indonesia yang tidak punya kesempatan buat mengenyam pendidikan. Tayangan tersebut di buat supaya menggerakkan hati penonton yang memang peduli terhadap mereka supaya mereka kebagian jatah dapat sekolah, setidaknya pendidikan dasar dulu lah.. Ngga lama, saya ngobrol sama staf saya di kantor, dia bertemu ABG yang baru saja putus sekolah, lebih tepatnya di keluarkan dari sekolah karena tidak mampu membayar iuran bulanan sebesar 50 ribu. Ironis. Dan saya ingat, hari ini adalah Hari Anak Nasional..

Ngobras alias ngobrol agak serius soal pendidikan di Indonesia, saya berpikir, apa iya pedihnya pendidikan di negara kita terjadi karena krisis? Krisis ekonomi? Keterbatasan fasilitas pendidikan, kualitas pengajar, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia? Kayaknya bakal serius banget kalo dipikirin yang seharusnya menjadi concern Pemerintah. Lha gimana mau beres ya, setiap gonta-ganti Pemerintahan alias Menteri, ya kurikulum pendidikan di Indonesia ikutan berubah. Standar pendidikan makin ngga jelas setiap masa orientasi pergantian pemerintahan.

Percuma aja, kalau memang banyak media dan lembaga swadaya susah-susah minta dukungan bahkan bantuan moril sampai materi supaya pendidikan di Indonesia bisa setidaknya maju, sebelum berkembang. Program komersil mengenai "majukan pendidikan Indonesia, peduli anak putus sekolah" hanya basa-basi. Intinya, yang penting mendukung pendidikan lewat promo. itu saja, ngga lebih. Ngga ada aksi bantuan yang transparan dan realisasinya. Ironis.

Monday, July 12, 2010

Be Happy! Period.


Ini hari kedua saya datang ke Brightspot Market. Sebuah ajang buat berbelanja sekaligus tempat hang out dan juga memperluas networking saat bertemu sahabat lama bahkan teman baru. Ambiance venue ngga sepi oleh pengunjung aja, tapi juga ramai dengan nuanasa musik masa kini di atas kursi kerajaan si Disc Jockey. Barang-barang yang dijual ngga lain adalah sebuah exposure sebuah nilai mutu jual dan kualitas buatan Indonesia. Kalo dibilang, harga mahal itu sebanding dengan kualitas. And it’s true. Kapan lagi bisa beli t-shirt dengan bahan yang adem sekaligus trendi mulai harga 90ribu, belum lagi sepatu kulit dan Velcro sejajar dengan kualitas dan model merk ternama yang ternyata buatan anak Bandung, hanya dengah rate price Cuma 450ribuan sampai paling malah 750 ribu. Ngga cuma fashion baju atau sepatu aja, onderdil sepeda yang juga jadi trend saat ini juga dijual. Tapi yang lebih miris, yang itu, di gelarnya Brghtspot Market ini di tanggal beberapa minggu setelah tanggal keramat 25 lewat. Alhasil, uang hasil keringet bulanan makinnnn merapat kuat alias ba’is is is!

Makin sedih lah ini hati. Cuma beli baju senilai 150 ribu, ditambah lagi makan on the spot, minum, wahh.. kebutuhan sekunder yang memakan banyak nominal. Gaji bulan ini kan sebelumnya sudah habis buat kebutuhan rumah tangga – yang padahal sini belum berumah tangga, kapan dapet jodohnya saya ini Tuhann.. huwaaa...!!, curhat ngga penting.
Belom lagi kesedihan ini ditambah, dan harus menerima kenyataan bahwa klub kebanggaan saya dari Inggris harus kalah di ajang World Cup 2010. ok, selamat untuk Spanyol untuk kemenangan atas Belanda, anyway. Defense yang sangat hebat dari Spanyol. Kesedihan harus bertambah dan tersadar esok harinya harus bekerja kembali, setelah menyaksikan kekalahan Belanda, 1-0. What a shoot, Spain! Spain did give them the real PAIN!
Sedihnya ngga berlangsung sebentar, masih nambah lagi, sakit perut yang tiada tara menuju kantor. Perut mules, akhirnya si kodok mencret deh.

Di antara kesedihan saya beberapa poin tersebut, yang menurut saya berlebihan, cukup menampar diri buat bangun dari itu. Selewat dengan kesedihan itu, saya melihat gambar si Mr Smiley tersenyum lebar dengan ukuran yang sukup besar di laptop saya. Memaksa saya untuk mengikuti aksi senyum itu, senyum buat hidup dan kebahagiaan.
Makinlah saya keinget sama wise quotes yang bilang, ”Kebahagiaan bukanlah sebuah kebetulan, bukanlah sebuah kejadian tidak terduga, dan bukan juga sebuah kecelakaan. Kebahagiaan adalah sebuah penikmatan keadaan yang harus diputuskan rancangannya, dan yang harus diputuskan penghayatannya. Dengannya, kebahagiaan kita adalah sebetulnya hasil dari ketepatan keputusan-keputusan kita.”
Bukan berarti kita kalo dirundung sedih, harus terus-terusan sedih kan? Kapan bisa senengnya, kalo mau bahagia aja musti kita tunda, dan menunggu waktu yang tepat?

Saya cenderung mengalami hal-hal yang memang menyebalkan akhir-akhir ini. Ya dari klien, temen kantor, bahkan sahabat sendiri. Akhirnya niat saya mau nikmatin hidup, malah cenderung mengeluh, dan mulai menyalahkan keadaan, bahkan cari si kambing hitam buat pelampiasan.
Tapi, coba deh kalo dipikir yaa, pasti ending nya bakal jelek banget kalo kita melakukan itu semua. Karena kita udah mentah-mentah nolak yang namanya buat jadi bahagia, cuma karena ego. Iyaa, saya tahu, kita memang ngga bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi. Tapi, setidaknya, catettt nih – kita masih lho berkuasa penuh atas apa yang bisa kita lakukan buat hal yang akan terjadi. Alasan itu sih sebenernya Cuma buat kita makin positif untuk berpikir dan bertindak aja. Dan percaya deh, hasilnya bakal maksimal, dan bikin hati adem dan lingkungan sekitar juga makin seneng sama kita.

Saya mencoba untuk menjadi bahagia terus¸sampai di level saya bener-bener menikmati hidup ini setiap waktu. Mulai dari keluarga, teman, sahabat, orang terdekat, sampai kegiatan kerja dan sampingan yang penuh intrik dan permasalahan. Saya tetap berusaha menyanggupi untuk menikmati sehingga saya bisa jaid bahagia. Sulit. Tapi, setidaknya saya terus mencoba.
Simple banget deh. Itu yang namanya bahagia. Tapi, jangan pernah berharap bahwa satu keadaan yang membahagiakan akan cukup untuk membahagiakan kita selamanya. Segala sesuatu bakal berubah sewaktu-waktu. Makanya kita siapin dengan niat yang positif dan berusaha jadi seneng terus. Ngga ada yang bisa bikin kita bahagia, kalo diri sendiri aja udah menoilak buat menjadi bahagia. Gimana orang lain bisa bantu? Ya ngga?

Thursday, July 8, 2010

Public Fashion : The TV Worker


when we talk about style, the taste of the fashion already collaborate in our blood.
when we talk about taste, the style of the fashion already radiates from our heart.

Tuesday, July 6, 2010

Kuliner : Omah Dhuwur Kota Gede






Kini, saya meluncur ke Jogja hanya untuk menikmati santap siang di sebuah resto bernama Omah Dhuwur. Yang seru disini, selain makanan yang disajikan dengan penampilan yang cukup menarik, tapi juga di dukung dengan nuansa background resto yang mempesona. Kita bisa pilih suasana dan lokasi duduk yang memang di dekor dengan nuansa dan interior klasik dan tradisional Jawa.

Design
Kita sudah disambut sama eksterior & interior yang menawan dengan dikelilingi kolam air dan pot dengan tanaman hijau di atas lantai kayu. Belum lagi atap yang memang terbagi antara kayu dan kaca sehingga sinar matahari bisa masuk melengkapi nuansa cahaya restoran. Pintu klasik dari kayu dipadukan menjadi pemanis penutup ruang demi ruang di dalam resto. Coba aja lihat ke langit-langit, lampu penerang ruangan di desain secara apik dengan konsep keong berwarna mutiara. Tersedia ruangan dengan padanan kursi kayu klasik dengan meja panjang berbalut taplak putih.

Teras Belakang
Menuju ke bagian belakang resto, ternyata suasana resto di bentuk lebih ”akrab”, dengan mengumpulnya kursi dan meja kayu dengan hiasan payung terbalik menjadi hiasan di atap. Sentuhan tanaman pakis dalam sebuah pot besar pun menjadi penambah suasana resto.

Specialties
Menilik pada menu makanan, urusan yang satu ini, bikin saya ngga sabar buat mencicipi satu per satu. Fried local spring chicken mereka adalah andalan yang harus saya coba. Dengan bahasa lokalnya, Ayam Goreng Sere. Rasanya lumayan nendang, presentasi ayam goreng dengan rempahan bumbu yang crispy plus nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Topping sambel nya pun beraga, hijau, merah, dan saos sambal. Harganya, 55rb.
Serunya lagi, sebelum memesan itu semua, penganan pembukanya adalah keripik singkong sudah bisa kita nikmati sebelum order.
Ok, itu baru aja pesananan makanan pertama. Coba deh perhatikan makanan yang satu ini. Sop Buntut a la Omah Dhuwur ini ngga boleh lewat buat di rasakan. Daging yang empuk ternyata temenan sama kuah yang gurih dan teman masa kecil mereka, kacang merah! Si kacang merah menambah rasa sop buntut jadi tambah nikmat. Belum lagi kalo si buntut ternyata juga punya temen handal nasi putih dan tempe goreng sebagai side dishes nya.
Kalo ngobrol soal pelepeas dahaga sih.. ini juga luar biasa. Jambu Slarong. Kombinasi buah jambu biji dipotong-potong, diisi dengan air jeruk. Dan satu minuman yang merupakan traditional Java drink merupakan paduan rasa kunir, jahe, asam dan lemon grass. It was marvelous taste!
Kalau jalan-jalan ke Kota Gede, dan mampir ke Omah Dhuwur, siapin dompet yang lumayan tebel, mau tebel duit atau tebel kartu debit bahkan kredit juga boleh, karena harga rata-rata makanan disini sekitar 25 ribu sampe 130 ribuan.
Kesan disini memang makanannya mahal, minuman harga standar 13ribuan, namun hospitality dan nuansanya serta suasana resto yang beda. Itu yang kita beli, kualitas.

Loc :
OMAH DHUWUR RESTAURANT
Jl. Mondorakan 252 Kotagede Jogjakarta
0274 374952 / 081 804 200 606

Monday, July 5, 2010

Kuliner : Bale Raos Jogjakarta












Saya menyapa kota Jogja.
Hari pertama check in, saya mulai dengan sebuah perjalanan wisata kuliner ke sebuah resto bergaya tradisional di area Istana Jogjakarta. Sahabat saya bilang, belum pas kalau ke Jogjakarta kalau belum menyentuk cita rasa kuliner jaman raja-raja dulu.
Ini pengalaman pertama saya masuk ke area Istana di Jogjakarta buat ngerasain makanan raja jaman dulu. Namanya Bale Raos. A royal cuisine restaurant.
Bangunan dengan beragam ukiran kayu dan perpaduan warna cat kayu serta interior ruangan bikin saya merasa menjadi bagian dalam nilai tradisi kuliner Jawa.

Nasi Langgi adalah merupakan paket nasi yang ditawarkan oleh mereka sebagai menu pembuka saya sebagai makan siang hari itu. Kering tempe, dendeng ragi, dan sambal goreng udang. It was marvelous taste!

Coba deh lepas dahaga Anda pas mampir ke Bale Raos dengan Teh Secang disajikan dingin. Waktu yang pas buat saya minum karena Jogja yang dilanda suasana panas siang itu. Katanya sihh.. dulu, jaman kerajaan Jogja, Teh Secang disajikan dan diperuntukkan bagi Tamu Kehormatan Kerajaan.
Ngga puas sama teh Secang, saya pesen juga Beer Jawa, non alkohol yang merupakan minuman jaman Kraton Jogjakarta a la Sultan Hamengkubuwono VIII. Ini adalah minuman yang mix antara jahe dengan kayu secang, lemon, cengkeh dan bahan tradisional lainnya. Kalau Teh Secang itu sendiri merupakan paduan bahan minuman yang cukup sederhana. Jahe, cengkeh dan limau.

Saya merasa iri dengan pesanan sahabat saya. Lirik punya lirik dan icip punya icip. Ngga kalah lezat dan menggugah selera makanan yang dia pesan. Nasi Traditional Set. 27.500 rupiah, berbahan dasar beras dari Wonosari, ini adalah set makanan yang terdiri dari Gecok Ganem (daging rebus dengan kuah santan), Oseng Daun Pepaya (yang merupakan makanan favorit GKR Hemas), Tempe & Tahu Bacem, dan Lombok Kethok (daging yang direbus dengan bumbu manis pedas, yang juga merupakan makanan favorit Sultan HB ke VII).

Perut saya masih muat nih sama makanan dan masakan lainnya! Langsung deh saya tutup sama menu appetizer bernama Kapiratu, sebuah makanan unik berbalut telur dadar dengan isi daging didalamnya.

Akhirnya,.. perjalanan kuliner seru menjadi Raja dalam sehari. Merasakan nikmatnya dan serunya sajian wisata kuliner a la Raja di Kraton Jogjakarta.

Public Fashion : Je t'aime The 3logy




Public Fashion : Je t'aime The Sequel





Public Fashion : Je t'aime





Sunday, July 4, 2010

Review : Twilight Saga Eclipse


Siang hari tengah bolong saya sudah mendapatkan SMS yang bunyinya mengkonfontir saya supaya membelikan dia tiket nonton Twilight Saga : Eclipse. Yess, lagi-lagi gairah muda anak ABG yang niatnya menonton bukan karena melihat kualitas, tapi segi kuantitas. Kenapa film itu sihh? Tanya saya langsung.
“Alasan aku cuma satu kok, ya Robert Pattinson!”
Apaan tuh? Karena apa? Aktingnya? Komentar saya secepat kilat.
“Bukaan laah, ituu karena Tuhan hebaaat banget menciptakan laki-laki tampan kayak dia.. “
Ngga lama sahabatnya pun ikut pula menyambar bak petir siang hari.
“Kalo aku sih bukan karena dia..”
Karena apalagi nih? Oh, mungkin justru dia satu-satunya ABG perempuan yang memang mengerti dan mau menghargai kualitas sebuah film. Ternyata, eh ternyata..
“Bukan Robert atau masalah tampan! Tapi, Taylor Lautner ituuuu... kalo udah buka baju! Masya Alloohh.. aku menggigil menggelora berteriak terpana kakaaaa!”
Ya Tuhan. Kenapa harus begini banget ya. No wonder sahabat saya menolak saya ajak menonton film ini.
Alkisah si Robert Pattinson memerankan peran Edward Cullen, merupakan keturunan bangsa vampir yang memang hidup ribuan tahun menjadi makhluk penghisap darah. Di film yang memang mengadaptasi dari sebuah buku novel terlaris Stephanie Meyer ini, memang cenderung digilai ABG, terutama para gadis belia. Akhirnya, melalui film ini, mereka bisa melihat langsung imajinasi Edward yang nyata dalam sebuah film, setelah sekian lama membaca novel tersebut.
Kalo kamu, juga pecinta Twilight kan? Memang film sebelumnya sebagus novelnya ya? Tanya saya iseng pada sahabat ABG lainnya. Dia hanya tersipu malu, sambil tertawa kecil. Asa saya pupus. Makin kepleset deh.
“Saya mah ngga peduli bukunya.. Saya ngga suka baca. Yang penting, yang jadi heboh di sekolah, dan membuat cewek-cewek berteriak histeris soal ketampanan seorang cowok, ya pasti saya ikutan!”
Saya merasa terkungkung dan terjebak di sekumpulan ABABIL alias Abege Labil yang ngga mengerti apa objetik dari menonton sebuah film, dari sekedar melihat fisik semata ketimbang melihat kualitas dan gimana proses produksi sebuah film hebat tercipta. Film ini memang cenderung menjadi Box Office, Box Office karena banyak penonton yang menyaksikan kehebatan fisik semata, bukan kualitas cerita yang berhasil di adaptasi dari buku novelnya. Selalu saja melenceng. Melenceng dari esensi hebat imajinasi buku.
Girls, there is no way an intelligent lady like yourself could fall head over heals for such cinematic idiocy. Watch the first one and you'll note that it’s not a FUN-tastic movie, it’s B-tastic! BAD-tastic movie.
Coba aja tonton adegan pertama, di saat si Edward lagi mesra-mesraan bareng Bella di sebuah taman bunga. Blah! Untuk adegan 2 sampai 3 menit, im doing juuust fine. But, it takes more than 5! Boooooring.
“Tapi kakaaa, jangan B alias Bosen dongg, itu liat tuh. Obrolan mereka seru banget kaan, soalnya si Edward ngajak kawin si Bella. Akhirnyaa kakaaa!” ujar ABG sebelah kiri saya.
Ngga kok, memang saya B yang itu, B juga alias Bosen juga, tapi saya juga B yang BAD MOVIES maksudnyaaahh! Ehh, ngga lama, sebelah kanan ikutan berkomentar menyenggol.
“Ngga ahh, obrolan ngga penting, yang penting sebentar lagi nih.. adegan serunya..”
Kenapa emangnya? Mereka akan di serang oleh sekumpulan musuh vampir? Mereka akan diserang segerombolan serigala yang di komandoi Jacob?
“Nah.. ini diaa! Ahhh.. awww Robeeerrrtt..”
That Vampires sparkle in the sun. Kulit si Edward berkilau ketika matahari menyinari kulit wajahnya. Dan angle itu terlihat dengan durasi yang cukup lama buat ABG berteriak histeris. Masya Tuhan, ini bioskop apa kandang ABG siih? Edward Cullen bersinar kulitnya, seakan terdapat pecahan berlian di seluruh wajahnya. Seperti iklan wajah merona dengan balutan sinar terpancar dari aura wajah iklan Tje Fuk.. Bah!

“ahhhh! Uhhhh Jacoobbbb!”

Haduh, another hysterical screaming nih. Ngga lain deh si perut rata dada busung Jacob keluar. Yak, telanjang. Telanjang kaki maksudnya, ngga pake baju, cuma celana pendek jeans aja. Perannya Taylor Lautner gampang banget disini, Cuma buka baju, akting garang nan gahar yang penting bisa bikin suasana histeris perempuan seluruh dunia menggelegar! Si Jacob dan kawannnya spesiesnya ini adalah jelmaan seekor binatang serigala yang ukurannya 3 kali lebih gede dari manusia. Setiap kali mereka transform into werewolf, mereka berubah dengan cepat kembali ke wujud manusia, dalam sekejap. Dan,.. memakai celana jeans! Said werewolves keep a pair of shorts handy at all times for when they transform back. Yeah right? Where all thse jeans when they’re tranform into werewolf anyway? Lucu juga kan kalo werewolf nya di sponsorin sama Levi’s..

Sisi gelap dari film ini memang terkesan menggemparkan suasana bisokop dengan permainan amboance musik scoring dan juga angle-ange yang lumayan misterius. Se-misterius pemain pembantu, yang namanya kalo di film-film selain film ini, dia bahkan bukan jadi pemeran wanita pembantu, bahkan dia jadi pemeran utama. Perannya dia lebih gampang lagi. Kalo dihitung, paling 2-3 scene aja kali. Namanya vampir, yaahh harus berakting misterius dong. Cukup dengan memakai jubah hitam, soft lense orange kemerahan yang bisa dibeli di toko kacamata senilai 100ribu, rambut pirang, dan make up smokey eyes, and.. voila! Terciptalah vampir mirip Dakota Fanning!

Di pertengahan film pun, saya sempat ber-tweet ria dan juga BBM dengan sahabat saya. Menyatakan bahwa saya meminta pertolongan untuk segera mengakhiri penderitaan menonton film ini. Aside from a few sets which left me feeling like I was watching a soap opera and a lack of wide shots, there are a number of scenes with vampires appearing in the light but not sparkling! Nah gimana tuh bagian spesial FX-nya, tim make up ada yang mau bertanggung jawab? Come on people! Hokeus fokeus!! Fokusin deh sama beberapa detil yang ada dalam film ini, termasuk soft lense. The contacts still look fake, and I could see make up on Edwards arm and missing from his ears in extreme close-ups.

Ternyata, film ini ngga cuma mengumbar fisik keren beken si pemainnya, beberapa line dari dialog juga penting buat mainin emosi penonton. Teriakan penonton membuat saya kembali melihat ke layar besar itu. Jacob kembali, lagi-lagi perempuan-perempuan ini menggelinjang. Apalagi setelah dia ngomong ke Edward yang memang sebagai vampir memliliki suhu badan yang cenderung dingin, sedingin wajahnya yang pucat, “Admit it, I’m hotter than you..”
How can you not point and laugh?! In some of the earlier, the treatments, the dialogue was just bad, but now it’s so bad it’s good! Or at least entertaining..

Friday, July 2, 2010

Public Fashion : Breakin The Rules

Jas memang terkesan formal banget. Tapi dengan gaya semacam ini, perpaduan apik bisa tercipta dengan sentuhan aksesoris berupa dasi kupu-kupu. Bahkan aksesoris bulu merak pun jadi andalan buat menambah semarak fashionable gaya yang juga di pertemukan dengan kemaja kotak, bahkan kancing bulat berukuran medium. Fancy!
Masalah warna ngga lagi menjadi bahan pertimbangan penting buat pria bergaya kok. Kulit gelap ngga lagi harus bekerja sama dengan corak warna yang lebih cerah dari warna kulit asli. Buktinya, pilihan warna pink menjadi pilihan yang pas buat nilai sebuah gaya.
Talkin' about this particular outfit, we have no complain when it somes to Kanye. Tapi, menyoal jas dipadukan dengan t-shirt, kemeja dan paduan jeans pun, bahkan syal? what a recommended fashion style..
Denim has become a wardrobe staple more so than ever. as you can see, we are now seeing a casual shirt and dressy shirt paired with jeans as well as seeing more jeans in Beckham to Tatum! what a look!
Aksesoris ngga cuma berhasil terlihat manis di kaum Hawa. Johnny Depp sampai Orlando Bloom memiliki taste yang selaras dan look smart to mix and match the accessories, even with blank white shirt. awesome huh?

Mother Nature : Sky Seeing


Langit biru ter-capture oleh NOKIA 6700 Classic, dengan kapasitas kamera 5MP. Berukuran 1.0 MB, tepat tanggal 22 Maret 2010 gambar ini di ambil pukul 13.18 WIB, dari ketinggian lantai 16 gedung kantor Senayan. What a sky..

Quote : About Relationship

“Later that day I got to thinking about relationships. There are those that open you up to something new and exotic, those that are old and familiar, those that bring up lots of questions, those that bring you somewhere unexpected, those that bring you far from where you started, and those that bring you back. But the most exciting, challenging and significant relationship of all is the one you have with yourself. And if you can find someone to love the you you love, well, that’s just fabulous.”
— Carrie Bradshaw.,- Sex & The City

At present, I made this kind of relationship discreet. Tagging all those thought from Carrie, this could be a challenging and fabulous feeling. Ever.

Super Mario (Teguh)


Lunch break time terasa begitu gemuruh, ketika saya melangkahkan kaki menuju studio O Channel SCTV Tower, Senayan City, lantai 16. Ruang studio sudah di set sedemikian rupa dengan gaya santai dan casual minimalis dalam jumlah kursi yang lumayan banyak. Ternyata, sudah banyak orang berkumpul untuk mempersiapkan diri bertemu dan berinteraksi langsung dengan pakar motivasi yang terkenal dengan tagline “super” nya itu. Mario Teguh. Inilah awal kali pertama saya bertemu dengan beliau. Ramah, penuh senyum dan berwibawa ketika beliau masuk dan memulai sebuah topik pembicaraan.
Motivated. Itu adalah perasaan saya ketika berhadapan langsung dan mendengarkan beliau berbicara. Saat itu, posisi beliau sangat strategis untuk menjadi center of the attention. Berdiri di tengah dengan dikelilingi kami semua para audience-nya. Pembahasan mengenai makna hidup dan karir bersama beliau terasa ringan sekaligus menghibur.
Tak lama, saya bisa membaca langsung mata beliau yang pasti sesaat lagi akan menuju kearah saya. Ahh, benar saja, beliau langsung melayangkan pertanyaan kepada saya, “Apa yang menjadi prioritas hidup Anda, mas?”
Saya tertegun sejenak dan tersenyum, lalu menjawabnya dengan singkat, “Happiness?”
Beliau membalasnya dengan senyum dan gesture tubuh derap menjinjit khas Mario Teguh. Secepat kilat beliau membalasnya dengan jawaban, “Super!”
Namun, tak lama beliau mengisyaratkan bahwa saya bukan orang yang tegas. Mengapa? “Karena baru saja, mas menjawab dengan ragu, dan dihiasi tanda tanya di belakang jawaban mas. Happiness? Happiness!”.
Pelajaran yang cukup membuat semua orang tertegun, bahwa setiap aksi dalam hidup dan keputusan yang dihadapi dengan spontanitas sebuah pertanyaan, harus dipikirkan dengan cepat dan penuh keyakinan dan ketegasan.
Akhir dari pesan moral dan motivasi hidup Mario Teguh, saya jadikan sebuah tolok ukur masa depan karir dan hidup.
Senyum dan ramahnya sapaan khas Mario Teguh selalu hadir setiap saat.
Sebuah pertanyaan terlontar, bagaimana upaya kita membangun pesona persuasive leadership? Beliau memberikan feed back yang spontan, “Pertanyaan yang super!”
Beliau pun menjawab dengan penuh semangat, dan sederhana.
“Senyum.”
Jawaban singkat, tegas. Beliau menebarkan keyakinan untuk tersenyum saat berbicara, terbarkan pesona keramahan. Semua ramahnya wajah kita, smiling voice, dan body language kita adalah bentuk besar dari sebuah senyum.
“Apalagi jika Anda benar-benar tersenyum!” tegasnya.
Semakin yakin dan termotivasi saat beliau menyampaikan bahwa seorang pemimpin yang berwibawa itu – berdiri dalam sinar panggung, bukan sebagai sinar yang disorot diatasnya – tetapi sinar yang merebak dari pesona pribadinya.
Ruang studio hening sejenak, beliau tetap tersenyum membalikkan badannya.
Super! Riuh tepuk tangan pun langsung menyambutnya.
Masih penasaran bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan, menjadi pribadi yang tegas, menjadi pribadi yang disukai banyak orang?
Just ask him, Ask Mario Teguh!

ADVETORIAL : ESQUIRE INDONESIA, MARCH 2009
PROGRAM : BUSINESS ART WITH MARIO TEGUH, O CHANNEL

A Cup of (BAZAAR) Style


Definisi kata Fashion menjadi sebuah pergerakan yang aktif dinamis dan menjadi koleksi berharga serta memiliki nilai estetika yang menjadi representasi kepribadian si empunya.

Fashion. Identik dengan istilah gaya, mode, trend. Bisa dengan mudah kita konsumsi di fashion street – istilah kerennya pedestrian – hanya dengan melihat kiri kanan jalan. Sebut saja fashion street di sebuah fashion capital, mulai dari Paris, Milan, New York, hingga Tokyo. Kompetisi dunia fashion yang sangat inovatif. Tiap detik. Tiap musim.
Kini, kita – para penikmat, produsen, bahkan kritisi fashion – tak perlu lagi khawatir terdiam hanya untuk menikmati ragam fashion negeri tetangga. Akses menuju sebuah pertunjukan busana dunia semakin mudah di raih. Meraih akses tersebut dari sebuah pola konsumerisme pecinta fashion yang didukung dengan maraknya pusat perbelanjaan terkemuka Ibukota, hingga akses dari televisi kabel dan local.

Nikmati saja sejumput varian program fashion O Channel yang berjuta informasi. Stasiun TV local Jakarta yang penuh ragam program dengan daya lifestyle dan entertainment sekaligus inspiratif ini, menyajikan rangkuman seputar dunia fashion lengkap dengan liputan fashion raw, red carpet hingga profil fashionista. Pastikan waktu Anda tepat, untuk menikmati sajian program fashion inspiratif, Bazaar Style yang merupakan kolaborasi O Channel dan majalah Harper’s Bazaar Indonesia. 30 menit waktu yang Anda habiskan tak akan sia-sia. Roberto dan Sari Nila siap menjadi fashion guide Anda, untuk bersama-sama menilik trend dan merasakan serunya hingar bingar aktivitas dunia fashion hingga mengenal lebih dalam para pelaku fashion industry Indonesia.

Ketika Anda sudah menyatukan rasa nikmatnya Bazaar Style, Anda akan memasuki semua akses fashion industry. Pintu terbuka, dan karpet merah di tebarkan, semua fashion Icon hingga model terkenal bahkan praktisi fashion pun bisa menjadi objek Anda untuk memuaskan rasa penasaran Anda soal dunia fashion. Semuanya dikemas apik dalam kemasan cantik Bazaar Style.

Anda tak perlu bingung bagaimana menghabiskan acara akhir pekan di rumah. Nikmati Bazaar Style a la O Channel. Atur hari dan waktu Anda. Padukan ide brilian Anda tentang fashion, mix it up with taste of style, dan jangan lupa, taburkan rasa curiosity Anda soal fashion, dan voila! Anda bisa menikmati sebuah panduan fashion yang informative & fashionably elegant.
A cup of Bazaar Style… Bazaar Style, Let the style be yours…

ADVETORIAL : HARPER’S BAZAAR, JULY 2009
PROGRAM : BAZAAR STYLE O CHANNEL