Monday, June 28, 2010

Trend : Fashion in Action


ok, talkin about this person, this trouble maker yet in the movie, he also won the fashion performance too. damn. yes, damn you Robert Downey Jr.!

Trend : Timberland Premium 6-inch Boots

Trend : Do The Hair!


Masalah itu cuma satu jalan keluarnya, express what you feel!

Trend : Ray-ban Retro Super Future Wayfarers

Public Fashion : Geeky Glasses






Bukan mau berasa pinter kok. Ini lagi-lagi hanya soal gaya dan pantasnya bentuk kacamata di mata orang yang peduli penampilan. Itu aja. Ngga perlu peduli beli dimana, yang penting terlihat mantab buat di lihat banyak orang.

Quotes : Forget

“I’ve learned that people will forget what you say to them, people will forget what you did, but people will never forget how you make them feel.”
— Maya Angelou

Public Fashion : Jakarta Summer 2010






Udah saatnya kaum urban Jakarta bisa tampil seru kayak gini. Iya, saya tau. Suhu serta cuaca Jakarta kadang ngga menentu. Justru itu, buat senyaman mungkin. Apapun, yang penting gaya.

Tuesday, June 22, 2010

Terminal 3 Bandara Soetta








Cukup terkesima dengan Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta Jakarta yang terbentuk futuristik nan menggelora.

Ikhlas


Jerry Maguire: “I hated myself... no, I hated my place in the world.”
I had a chemistry in temper to Jerry.

Pernah ngga sih merasakan dimana kita tiba-tiba merasa gagal, jatuh, putus asa, dan kecewa sama hidup ini? Pasti kalo ngga soal masalah hidup, kerjaan, keluarga atau bahkan pacar sekalipun. Rasanya mentok dan boseeen banget sama aktivitas yang gitu-gitu aja.
Kalo ditanya kenapa. Bilangnya ngga ada apa-apa, padahal dalem hati pengen banget di perhatiin. Gengsi bener buat cerita ke temen sendiri, apalagi sama keluarga. Bahkan sahabat dekat sekalipun. Pengen sendirian aja gitu.. At that level, saya berupaya untuk tegar. Kehidupan pribadi saya, bukan untuk konsumsi public. Ngga, buat sekelas manusia biasa seperti saya. Sulit banget.
Saya menyalahkan situasi. Menyalahkan kenapa bisa salah seperti ini. Salah yang tidak pada tempatnya. Kenapa harus saya? Si Mamah pernah bilang, pasrah saja semua masalah yang dihadapi.
Ah, sudahlah ma. Saya cuma ingin sendiri.
Saya membaca status salah satu teman di Twitter : “Ikhlas bukanlah tentang mengalah dengan keputusan Tuhan. Tapi bersyukur atas pilihan terbaik yang Tuhan berikan..”
Saya terdiam. Saya berpikir. Saya egois banget ya..

War of Work


Saya ngga peduli panasnya matahari. Apalagi harus bersusah payah naik kopaja bernomor punggung 66. Angka yang katanya keramat buat si Omen, nama iblis di film horror sekaligus nama hewan peliharaan Dono Warkop, bahkan teman kantor saya lebih senang dipanggil itu ketimbang nama aslinya, Nurman. Sampai detik saya harus menikmati sumpeknya bis kopaja, bahkan sampai saya ternodai, saya ngga peduli kok.
Kebayang aja kalau setipa hari harus memakai seragam hitam kantor bertuliskan border nama perusahaan segede-gede gaban, berwarna pula. Ngga tanggung-tanggu, merah dan kuning! Yes, ini penampilan saya di hari pertama kerja.
Terus-terusan saya bilang dalam hati, saya hanya peduli, saya bekerja cari duit. Buat beli HP baru. HP baru hasil jerih payah sendiri. Ngga lagi pake HP limpahan orang rumah.
“Oke, nilai kamu gaji kamu ini perbulan, udah termasuk uang makan. Ngga ada lembur. Kalo ada lembur, semua karyawan kantor udah pada kaya semua..” jawab HRD datar.
Masya allloohh,, iyee gue terima. Pikir saya dalam hati. Ini Sang HRD menawarkan harga yang cukup menawan bagi lulusan segar seperti saya ini. Ya, menawan. Menawan banget biayanya. Menawan hidup saya cepet abis buat makan, pulsa, ongkir alias ongkos irit. Menawan saya dalam penjara kebangkrutan tiap bulan.
Jangkauan kantor ini nasional. Bahkan ke daerah sekalipun. Antena parabola dan TV kabel pun mendukung eksistensi perusahaan ini. Bangganya minta ampun bisa lolos seleksi. Bangganya minta ampun bisa pakai seragam kebanggaan kantor dengan font besar di bagian belakang. Bangganya bisa langsung kerja. Yess,, mamaakk ... saya kerjaaa!
Kerjanya ngga kenal waktu. Datang jam 9 pagi, bisa aja pulang pukul 9 pagi esoknya.
Saya ikuti kemana pun komando bos berkumandang. Saya ikutin semua kemauan, perintah si atasan. Saya, sebagai asisten. Ngga gampang buat saya untuk menyesuaikan diri. Harus menunggu celah buat menyesuaikan diri! Celah buat menjadi satu bagian dari mereka. Mereka si lingkungan baru. Pikulannya makin berat aja jadi anak baru. Makanya harus sabaaaar banget. Apalagi ketemu sama sang senior yang mengaku udah banyak makan asam garam. Bookkk! Hari gini makan asam garam. Asin bener hidupnya. Hidup mah dibikin seneng, asik, ajeb-ajeb biar makin manteb, lha dia malah makan asam garam bikin keleleb.
Tapi, ternyata tantangan makin susye alias suliiiit selulit bener. Kalau dipikir ya, ini hati kayaknya sabarnya udah melewati level expert di sebuah games. Enaknya jadi senior, mereka bisa mempermainkan batin dan harga diri juniornya. Gampang kok buat menemukan senior di tempat kerja baru kita. Lihat aja orang yang dagunya menenagadah keatas, bicara judes, dan senyum simpul yang sepet-sepet mucem alias muka cemberut.
Saya bisa kok bertahan dengan si pemakan asam garam sebuah kehidupan. Tapi, ngga lama saya kerja, udah ada sesuatu yang bisa kebeli. Harga diri saya. Doa saya terkabul hanya karena alasan saya ngga betah. Tuhan baik banget. Sebuah panggilan baru menjambangi. Mereka menyediakan waktu mereka untuk mewawancara saya. Namun kali ini, jangkauannya lokal. Ibarat sebuah telpon selular, provider yang ini CDMA.
Gedung kantornya aja sederhana. Klasik. Menurut sejarah, ini kantor peradabannya di bangun di awal tahun 60-an, dan gabung sama salah satu mal pertama kali di Jakarta. Sesuailah dengan jangkauan perusahaan. Lokal.
HRD lokal lebih berkarakter. Karakternya tegas. Tegas memberikan saya penawaran naik 100 ribu dari gaji saya sebelumnya. Masya Tuhan,...
Peduli setan. Saya memperhatikan eksistensi perusahaan ini bersamaan dengan perusahaan sebelumnya. Bedaaa bener. Kelas dan taste jauh lebih tinggi. Langsung deh, yang namanya manusia yaa, kalo udah dapet sesuatu yang enak, berasa ngga enak sama yang ”di atas”, langsung deh tuh hari Minggu menyembahnya, kasih kolekte banyak.
Di kantor ini saya bebas berekspresi. Saya betah! Tapiii, 1 tahun kurang 1 minggu, udah dateng lagi deh ”tantangan” lain. Tantangan lagi menghadapi senioritas. Telat amat sih ini senioritas datengnya? Ahh. Lagi-lagi. Saya ngga peduli anyway. Saya cuma focus pada pekerjaan. Saya berhasil. Kali ini, digit bertambah. Ngga cuma 100. Ngga juga 200 bahkan ngga juga 500. 3 kali lipat. Ngga sedikit yang kasih saya selamat. Ngga banyak yang mengernyitkan dahi. Mereka satu level di atas. Gosip selidik punya selidik, mereka si pemakan asam garam, merasa terancam dengan eksistensi saya dengan status baru. Ngga sedikit selentingan buruk saya dengar dari kawanan pekerja. Cibiran sampai isu negatif juga banyak yang saya denger. But, what the hell?!

Merintis kerjaan dari nol, dari bukan apa-apa, bikin saya bisa belajar gimana caranya bikin strategi ”perang” buat mereka yang ngajak saya perang. Bener deh, kerja itu udah kayak di lapangan perang militer. Perangkap dan ranjau dimana-mana. Belom lagi, temen perang sendiri kadang bisa jadi musuh. Saya belajar banyak. Belajar ngga mudah buat percaya sama orang, belajar ngga menilai orang dari penampilan dan senjatanya aja.
Pas banget posisi kerjaan udah settle, adaaa aja yang lempar granat buat kenalan. Mereka ngga segan-segan memperkenalkan diri. Memperkenalkan diri sebagai tanda ucapan selamat datang. Hanya untuk sekadar menyapa. Menyapa dengan senjata andalan. Senjata mereka, politik. From kiss ass to kick ass. Welcome to the real world. Of WORK. Of WAR.. yes, just like Wilhelmina Slater from Ugly Betty said, Being assistant is like in a boot camp, being an editor is a war.

Monday, June 14, 2010

Kuliner : Marco's Bofet (Old Padang Recipes)


Sabtu siang ini cukup panas.. saking panasnya, yang terpikirkan saya hanya es teh manis ukuran jumbo di resto Padang. Selera makan saya makin ngga terbendung. Di mulut kayaknya udah mulai bisa merasakan bumbu rendang dan sambal ijo yang meluluhkan selera makan saya. Naahh, pas saya laper, pas juga saya berada di Setiabudi One. Tertuju pada sebuah resto namanya Marco's Bufet. Hmm, apa yang spesial di resto ini? Toh ini hanyalah sebuah presentasi makanan masakan Padang layaknya kita mendatangi warung nasi Padang pinggir jalan atau bahkan sekelas Resto Padang Sederhana.
Saya salah! Ambiance musik memang boleh saja konservatif, dengan alunan nada khas kota Padang. Tapi bicara soal interior, modern minimalis sudah menjadi trade mark Marco's Bufet ini. Saya langsung menuju tempat yang biasa saya pesan makanan untuk memilih menu. Namun saya malah di suruh duduk oleh sang waiter. Lho?
Konsep baru. Seru. Ini beda. Klaim si Marco's Bofet, Old Padang Recipes. Bofet yang berarti kedai es dalam bahasa Padang. Marco sendiri adalah seorang chef yang empunya resto. Setelah duduk, saya dihadapkan oleh selembar kertas berwarna merah dengan logo dan tata cara pemesanan makanan.
Food Eating Guide a la Marco’s Bofet :
Step 1, Pilih kuah sesuai selera. Step 2, Tuang ke dalam sepiring nasi bersama dendeng ragi. Step 3, Campur nasi, kuah dan dendeng ragi. Disantap bersama sambal ijo/merah.

Langsung saja saya pesan menu dengan nasi komplit, yang mereka sebut Nasi Sayo, jadi andalan. Harganya cukup 7.500 rupiah saja, saya bisa merasakan gurihnya bumbu dendeng ragi, sambal hijau dan sambal merah serta sayur, dan nasi yang juga tak kalah gurih, dengan pemanis kerupuk. Penyajiannya begitu apik.
Menu makanan langsung di sodorkan oleh sang waitress. Saya memilih lauk yang menjadi pertanyaan pertama yang saya lontarkan kepadanya. "Apa specialties disini?" Coba tengok menu yang satu ini, senilai 35ribu rupiah, udang di olah begitu menggugah selera. Udang Panggang Pacak. Dua udang Ukuran sedang dengan bumbu yang gurih dan enak! Halaman berikutnya, merupakan halaman makanan yang juga tak kalah mengunggah selera saya. Langsung saja saya menunjuk pada Ayam Kalio senilai 12.000 rupiah. Santan kental membaluri si ayam dengan rasa yang delicioso!
Semua menu rasanya kurang lengkap kalau tidak melibatkan si Raja Pop masakan Padang, Ayam Pop! Sambal tomat racikan spesial Chef Marco menjadi bumbu pendamping Ayam Pop ini dengan harga 12.000 rupiah.
Ok. Cukup dengan 3 lauk. Kini, persiapan saya untuk minuman yang dengan sigap saya pilih. Saya menunjuk Es Limo Puruk yang merupakan minuman jeruk limau yang khas dengan rasanya yang menyegarkan. Ngga perlu khawatir, ukuran gelasnya lumayan jumbo dengan ukuran 400ml, dan senilai dengan harganya 18.000 rupiah!
Saya ingin merasakan enclosure dari perdebatan lidah ini dengan sesuatu yang manis sebagai hidangan penutup. 1 halaman penuh di sebuah menu menunjuk pada Martabak Kelapa. 7.500 rupiah kita mendapatkan 4 potong martabak ini dengan rasa yang memang juara.
Ahh.. yumm. Mau mencoba masakan tradisional Padang dengan cita rasa orisinil? Kita bisa langsung menuju setiabudi One, lantai 1.
Marco's Bofet. What a great food with an old recipes with a great taste.

Friday, June 4, 2010

F Word





Jakarta sore itu turun hujan. Jakarta sore itu tidak secerah koleksi Zara persembahan MAP. Sayup lagu Vogue oleh Madonna menjadi pembuka acara. Grand Indonesia semakin berwarna dengan acara penutupan MAP Fashion Week 2010 dengan spring/summer collection. It was splendid. Zara membagi koleksi dalam beberapa sequence dengan sempurna. Semua model membuat arah mata pecinta fashion dan pengunjung tak berkedip berbalut koleksi.
What a great mixed. The collections, the models, to the ambiance. By the way, I forgot to mention another great mixed fashion with music. You could enjoy the "F" word too.
F for fabulous performance with a fabulous outfit. The Duo Maia.
F for fabulous event with a fabulous fashion. The MAP Fashion Week.

BFF

Sahabat itu ibaratnya seseorang yang dekat, selain karena memang cocok dan memiliki keasamaan visi hidup, taste sampai hobi sekalipun. Sahabat itu inti dari arti sebuah teman, yang kita sayang, hormati, menghargai dan mengerti banget soal kita.
Sahabat adalah seseorang tempat kita berbagi cerita dan luput dari sebuah pengkhianatan akan sebuah kepercayaan. Sahabat sejati juga melukai hati kita dengan kata-katanya.
Sahabat sejati, yang tahu segalanya soal kita. Dengan utuh, mengasihi kita, yang selalu setia bersama, setelah menjadi teman kita.
Sahabat sejati adalah seseorang yang di hadapannya kita dapat tampil apa adanya tanpa takut terjadi kesalahpahaman. Ia bukanlah orang yang diam-diam membicarakan kita dengan orang lain, melainkan orang yang kepadanya kita dapat membuka rahasia hati, dengan keyakinan bahwa ia tidak berkhianat.
xoxo
BFF

ANGER MANAGEMENT

Brak!!
Terdengar meja di gebrak. Yaahh,, soto gebrak jadi runner up ketika aksi ini muncul di tengah hari bolong. Si bos marah. Marah besar, terdengar dan terlihat dari aura emosionalnya yang bernotasi tinggi. Ngga tanggung-tanggung, si api kemarahan dilampiaskannya ke bawahan. Ya, didepan semua orang. Semua mata tertuju pada pekerjaan masing-masing, namun telinga tak mampu berhenti untuk mengetahui ada apa gerangan permasalahan yang terjadi.
”F**k!” teriaknya kencang.
Jelas banget kata ini membuat semua karyawan seruangan jadi lebih peka untuk pengen tau ada masalah apa. Si bos ini sudah terkenal dan melanglang buana di dunia kemarahan. ”Gue rasa dia bak jaman orde baru dulu. Puluhan taun jadi boss besar neraka.. Kerjaannya marah-marah melulu!”

“Ohh, the anger sharks are swimming in my head!”, - Anger Management

Tabiat kayak gitu, bikin saya berpikir, kapan ya si bos bisa ngga marah? Kapan ya si bos bisa ngga marah didepan umum? Ngga bisa ya berprilaku lebih bijaksana dan berwibawa ketimbang terlihat galak dan dijauhi banyak orang karena takut kalo bertemu dengannya di tengah jalan. Mereka yang pernah kena semprot atau kena marah istilahnya, tiba-tiba berakting dan kasih respon yang ”fake”, hanya supaya membuat suasana enak aja.
”Ahh, marahnya emang sebentar. Sebentar lagi baik lagi. Kalo ada mau dan butuh kita. Becanda ngga penting, bahkan keliatan ngga tulus. Nyapa dijalan sekedar senyum asem dan tatapan mata juga ngga fokus ke orang yang bertatapan langsung. Yaa.. anak buah alias kacung mah cuma bisa sabar doang yak, buat bertahan hidup dapetin gaji bulanan.. Tapi, sampai kapan bisa sabar? Capek juga kali sabar!! Dia yang harusnya sabar! Sadar!!”

“What, do you think you're better than me, 'cause you got both your nuts?” - Anger Management

Ok, ini merupakan kasus di semua kerjaan yang ngga akan pernah hilang. Regenerasi kemarahan seorang bos pasti akan terus ada. Marahnya mereka, pasti karena sesuatu hal, pasti karena sesuatu kesalahan si anak buah. Coba untuk menjadi pendengar yang baik. Dengarkan alasan munculnya sebuah masalah.
Emang yang namanya sabar tuh sulit buat dilakukan. ”Kalo kayak gini caranya, kesabaran gue bisa abis!!” itu yang muncul kalo kita udah ditekan banyak permasalahan pressure si bos dengan emosinya. Kesabaran orang tuh ada ukurannya ya? Kalau kata seorang motivator bilang, bila kita mengatakan bahwa untuk bersabar itu - sulit, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.
Coba deh lihat diri kita sendiri sebelum meluapkan emosi. Kita cenderung bakal marah dan emosi meletup, kalau ada masalah dirumah, masalah sama pacar atau pasangan bahkan masalah sama sahabat sendiri. Susah buat menyesuaikan keadaan kalau kita udah berada di kantor buat menyesuaikan diri. Seakan kebalnya imun kesabaran meng-handle antara kerjaan dan masalah udah ngga bisa disembuhkan. Alhasil, pelampiasan masalah pribadi, akan dilampiaskan ke kerjaan kantor.
Ngga enak banget merasa emosi setiap hari, merasa mau marah-marah setiap hari cuma karena kesalahan kecil aja. Menderita banget kita dibuatnya. Berasa ngga ada hal yang menyenangkan buat kita kayaknya..
Bola kemarahan si bos sering melambung tinggi ketimbang nilai sesuatu hal yang membuat dia marah. Bila saja kita bisa sadar diri untuk berpikir sebelum bertindak dalam melampiaskan amarah. Kita bisa lebih berhati-hati akan efeknya. Hal itu bisa bikin kita melatih emosi dan bikin kita bisa tampil menjadi si sabar.
Niat saya bekerja, cuma ingin merasakan kedamaian dalam kantor. Suasana yang adem ayem gitu. Ngga butuh yang namanya bumbu pedes a la cabe ulekan yang muncul Cuma gara-gara masalah kecil, yang di ulek supaya semua orang bisa merasakan dan respek sama pembuat cabe.
Egois. Egois karena bisanya hanya menuntut orang lain supaya tunduk, dan hormat pada diri melalui emosi dan amarah. Kemarahannya menunjukkan bahwa hal itu pernah terjadi dalam hidupnya di masa lalu. Kemarahannya di depan umum menunjukkan bahwa seakan dia menuntut lebih dari apa yang belum pernah dilakukannya di masa lalu. Trauma dilampiaskan dalam kemarahan.

Kalau si bos memang benar bos adanya alias pemimpin yang baik, dipercayakan untuk mempimpin bawahan untuk membentuk sebuah pasukan yang hebat dan berpotensi, pasti bos dengan tipe yang mengayomi dan merangkul semua anak buah dengan ketegasan dan kewibawaannya, bukan karena emosinya. Orang lain ngga akan tunduk dan respek bahkan menghormati orang lain hanya karena emosi meletup atau ketegasan lewat amarah. Ngga akan berhasil buat bawahan.
Ayolah bos, ukur dan nilai diri Anda supaya lebih jernih dalam memberikan sebuah solusi dari masalah – sekecil apapun itu, menghadapi bawahan – sekecil apapun status mereka di kantor. Bawahan yang nyatanya banyak kasih arti nilai yang sesungguhnya dari sebuah kehidupan.
Bukankah si bos yang sekarang dulunya memulai dari bawah? Atau memang si bos yang sekarang sudah terlahir menjadi bos? Dunia ngga adil kalo gitu..

I feel my world shake
I can't look away
Hard to see clear
Is it me
Or is it fear?

I'm madly in anger with you
I want my anger to be healthy
I want my anger just for me
I need my anger not to control
I want my anger to be me

I need set my anger free
I need to set my anger free
Set it free!
Metallica - Saint Anger